Jumat, 24 Juni 2011

my album slide

Rabu, 30 Juni 2010

Pesan RASULULLAH pada khutbah arafah

Khutbah Rasulullah di Padang Arafah meminta umatnya menjaga nilai-nilai persaudaraan, kehormatan manusia, keluarga dan masyarakat

Oleh: Muhammad Arifin Ismail *
Nabi Muhammad saw melakukan haji hanya sekali dalam seumur hidup. Pada waktu haji tersebut nabi membacakan sebuah khutbah yang sarat dengan nilai-nilai akhlak dan persaudaraan bagi seluruh umat manusia.
Haji adalah Arafah, demikian sabda beliau; tetapi banyak jemaah haji pada saat ini dalam melaksanakan ibadah haji sibuk dengan hal-hal yang sunat, seperti doa tawaf, doa Arafah dan lain sebagainya, sedangkan pesan dan nilai yang tersirat di padang Arafah dalam khutbah nabi tersebut diabaikan , bahkan mungkin tidak pernah diajarkan.
Padahal sepatutnya setiap jemaah haji, mempunyai teks pesan dan khutbah nabi tersebut sehingga selama dalam menunaikan haji, dapat menjaga akhlak dan persaudaran dengan baik.
Akibat tidak menghayati teks ucapan khutbah nabi di padang Arafah, banyak terjadi pelanggaran akhlak seperti menyikut kawan yang bertawaf, mendesak orang yang sedang melontar jumrah, sehingga mengakibatkan beberapa kecelakaan yang menyedihkan sebagaimana berlaku pada tahun-tahun yang lepas. Padahal jika seandauinya jemaah haji dapat menjaga akhlak haji insya Allah kejadian seperti itu tidak akan terulang kembali. Haji adalah akhlak, haji adalah persaudaran, bukan hanya ritual. Itulah sebabnya dalam al Quran disebutkan : "Maka  siapa yang menunaikan haji, maka dia tidak boleh melakukan rafas (hal yang berkaitan dengan hawa nafsu ), tidak boleh melakukan kemakrsiatan (fusuq ) dan tidak boleh bertengkar (jidal) selama menunaikan ibadah haji "  [QS. Al Baqarah : 197 ).
Dari ayat diatas , yang paling utama dijaga dan diperhatikan oleh jemaah haji adalah masalah akhlak, bukan hanya menghafal doa-doa yang sunat dan hal-hal yang lain. Untuk menghayati akhlak yang dipesankan nabi dalam haji, marilah kita menghayati pesan nabi dalam khutbah di padang Arafah yang penulis tuliskan terjemahannya secara lengkap seperti dibawah ini :
 "Wahai manusia sekalian, dengarkanlah perkataanku ini, karena aku tidak mengathui apakah aku dapat menjumpaimu lagi setelah tahun ini di tempat wukuf ini.
Wahai manusia sekalian,
Sesungguhnya darah kamu dan harta kekayaan kamu merupakan kemuliaan ( haram dirusak oleh orang lain ) bagi kamu sekalian, sebagaimana mulianya hari ini di bulan yang mulia ini, di negeri yang mulia ini.
Ketahuilah sesungguhnya segala tradisi jahiliyah mulai hari ini tidak boleh dipakai lagi. Segala sesuatu yang berkaitan dengan perkara kemanusiaan ( seperti pembunuhan, dendam, dan lain-lain ) yang telah terjadi di masa jahiliyah, semuanya batal dan tidak boleh berlaku lagi. (Sebagai contoh ) hari ini aku nyatakan  pembatalan pembunuhan balasan atas terbunuhnya Ibnu Rabi'ah bin Haris yang terjadi pada masa jahiliyah dahulu.
Transaksi riba yang dilakukan pada masa jahiliyah juga tidak  sudah tidak berlaku lagi sejak hari ini. Transaksi yang aku nyatakan tidak berlaku lagi adalah transaksi riba Abbas bin Abdul Muthalib. Sesungguhnya seluruh transaksi riba itu semuanya batal dan tidak berlaku lagi.
Wahai manusia sekalian,
Sesungguhnya syetan itu telah putus asa untuk dapat disembah oleh manusia di negeri ini, akan tetapi syetan itu masih terus berusaha (untuk menganggu kamu ) dengan cara yang lain . Syetan akan merasa puas jika kamu sekalian melakukan perbuatan yang tercela. Oleh karena itu hendaklah kamu menjaga agama kamu dengan baik.
Wahai manusia sekalian,
Sesungguhnya merubah-rubah bulan suci itu akan menambah kekafiran. Dengan cara itulah orang-orang kafir menjadi tersesat. Pada tahun yang satu mereka langgar dan pada tahun yang lain mereka sucikan untuk disesuaikan dengan hitungan yang telah ditetapkan kesuciannya oleh Allah. Kemudian kamu menghalalkan apa yang telah diharamkan Allah sdan mengharamkan apa yang telah dihalalkanNya.
Sesungguhnya zaman akan terus berputar, seperti keadaan berputarnya pada waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun adalah dua belas bulan. Empat bulan diantaranya adalah bulan-bulan suci. Tiga bulan berturut-turut : Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah, dan Muharram. Bulan Rajab adalah bulan antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Sya'ban.
Takutlah kepada Allah dalam bersikap kepada kaum wanita, karena kamu telah mengambil mereka (menjadi isteri ) dengan amanah Allah dan kehormatan mereka telah dihalalkan bagi kamu sekalian dengan nama Allah.
Sesungguhnya kamu mempunyai kewajiban terhadap isteri-isteri kamu dan isteri kamu mempunyai kewajiban terhadap diri kamu. Kewajiban mereka terhadap kamu adalah mereka tidak boleh memberi izin masuk orang yang tidak kamu suka ke dalam rumah kamu. Jika mereka melakukan hal demikian, maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membahayakan. Sedangkan kewajiban kamu terhadap mereka adalah memberi nafkah, dan pakaian yang baik kepada mereka.
Maka perhatikanlah perkataanku ini, wahai manusia sekalian..sesungguhnya aku telah menyampaikannya..
Aku tinggalkan sesuatu bagi kamu sekalian. Jika kamu berpegang teguh dengan apa yang aku tinggalkan itu, maka kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah Kitab Allah (Al-Quran ) dan sunnah nabiNya (Al-Hadis ).
Wahai manusia sekalian..dengarkanlah dan ta'atlah kamu kepada pemimpin kamu , walaupun kamu dipimpin oleh seorang hamba sahaya dari negeri Habsyah yang berhidung pesek, selama dia tetap menjalankan ajaran kitabullah (Al- Quran ) kepada kalian semua.
Lakukanlah sikap yang baik terhadap hamba sahaya. Berikanlah makan kepada mereka dengan apa yang kamu makan dan berikanlah pakaian kepada mereka dengan pakaian yang kamu pakai. Jika mereka melakukan sesuatu kesalahan yang tidak dapat kamu ma'afkan, maka juallah hamba sahaya tersebut dan janganlah kamu menyiksa mereka.
Wahai manuisia sekalian.
Dengarkanlah perkataanku ini dan perhatikanlah.
Ketahuilah oleh kamu sekalian, bahwa setiap muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, dan semua kaum muslimin itu adalah bersaudara. Seseorang tidak dibenarkan mengambil sesuatu milik saudaranya kecuali dengan senang hati yang telah diberikannya dengan senang hati. Oleh sebab itu janganlah kamu menganiaya diri kamu sendiri.
Ya  Allah..sudahkah aku menyampaikan pesan ini kepada mereka..?
Kamu sekalian akan menemui Allah, maka setelah kepergianku nanti janganlah kamu menjadi sesat seperti sebagian kamu memukul tengkuk sebagian yang lain.
Hendaklah mereka yang hadir dan mendengar khutbah ini menyampaikan kepada mereka yang tidak hadir. Mungkin nanti orang yang mendengar berita tentang khutbah ini lebih memahami daripada mereka yang mendengar langsung pada hari ini.
Kalau kamu semua nanti akan ditanya tentang aku, maka apakah yang akan kamu katakan ? Semua yang hadir menjawab : Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan tentang kerasulanmu, engkau telah menunaikan amanah, dan telah memberikan nasehat. Sambil  menunjuk ke langit, Nabi Muhammad kemudian bersabda : " Ya allah, saksikanlah pernyataan mereka ini..Ya Allah saksikanlah pernyatan mereka ini..Ya allah saksikanlah pernyataan mereka ini..Ya Allah saksikanlah pernyatan mereka ini " [Hadis Bukhari dan Muslim].
Dari khutbah diatas dapat kita lihat bagaimana Rasulullah berpesan kepada umatnya untuk menjaga nilai-nilai persaudaraan, hak-hak asasi manusia , kehormatan manusia yang lain baik secara individu, dalam keluarga dan dalam masyarakat. Pesan kemanusiaan inilah yang merupakan intisari dari ibadah haji. Haji mabrur juga merupakan aplikasi daripada khutbah Arafah, sebab kalimat "mabrur" yang bermakna "berbuat baik kepada orang lain " merupakan aplikasi daripada nilai-nilai persaudaraan, nilai ukhuwah, antar individu dengan individu, antar individu dengan kelompok, antar kelompok dengan kelompok, sehingga membentuk jamaah dan ummah yang "khairu umah " bagi manusia sejagad. Wallhu A'lam. [www.hidayatullah.com]
Penulis adalah mahasiswa Pasca Sarjana Sejarah dan Tamadun Islam, Universitas Malaya, Malaysia

RIDHA JIKA ORANG ATAU YANG KITA CINTAI DI AMBIL ALLAH

Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya:"Allah berfirman dalam hadis qudsi yang bermaksud," Tiada balasan bagi seseorang hamba-Ku yang telah Aku ambil kembali kekasihnya, kemudian orang itu mengharapkan pahala daripada-Ku melainkan orang itu akan mendapat balasan syurga." Riwayat Bukhari

Huraian :
Pengajaran hadis:

i) Sabar ialah mengawal diri daripada kegelisahan dan menerima segala dugaan, rintangan dan segala suruhan Allah dengan hati yang tenang iaitu tidak merasa jemu dan berputus asa dalam menghadapi kesulitan hidup.

ii) Kita hendaklah bersabar ketika menghadapi kematian suami, isteri, anak atau ibu bapa kerana semua makhluk adalah menjadi milik Allah. Malah kita dinasihatkan untuk berkata:" Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali." (Maksud al-Baqarah :156)

iii) Sabar perlu dilakukan sejak mula-mula menghadapi bala kesusahan kerana seseorang yang menghadapi kesusahan dengan penuh kesabaran akan dihapuskan dosanya dan dimasukkan ke dalam syurga.

iv) Sesungguhnya setiap mukmin yang beriman kepada Allah, imannya belum dapat diperakui sebelum diuji keimanannya itu dan berjaya pula menghadapi dugaan tersebut di mana tiada balasan yang lebih besar di dunia dan akhirat daripada balasan bagi seseorang yang bersifat sabar dalam menghadapi bala ketika di dunia.

v) Setiap ujian yang diturunkan oleh Allah mempunyai hikmahnya yang tersendiri. Oleh itu untuk menjadi hamba Allah yang dikasihi, hendaklah kita bersedia menghadapi setiap ujian yang menimpa dengan penuh kesabaran, sebaliknya bagi seseorang yang tidak redha menerima ujian Allah, maka ia akan menjadi hamba yang dibenci serta jauh daripada rahmat Allah. 

 

ADAP ISTRI TERHADAP SUAMI

"Dunia (hidup di dunia ini) adalah kesenangan dan sebaik-baik kesenangan di dunia ini
adalah istri yang baik (sholehah)." (Shahih Muslim, Kitab 14, Bab 17,Hadits No. 1467).

Ada beberapa hal
yang patut diperhatikan oleh seorang istri yang sholehah di dalam keluarga,
termasuk pergaulannya terhadap suami. Beberapa hal tersebut adalah:

1. Menjadiseorang istri yang baik adalah sedemikian penting sehingga dari titik pandang
Islam, seorang istri yang baik dipandang sebagai sesuatu yang paling baik di
dunia.

2. Peranan perempuan dalam rumah tangga sangat penting. Sesungguhnyalah ia
merupakan faktor penentu.

3. Istri harusmelakukan yang terbaik untuk menjaga agar suaminya tetap senang kepadanya.

4. Istri idealharus memadukan tiga hal : Ia dapat membahagiakan suaminya bila suami
melihatnya, dengan cara merawat diri agar selalu tampil cantik menarik di depan
suaminya. Ia harus mentaatinya jika ia menyuruhnya; Ia tidak menentang
keinginan suaminya baik menyangkut diri sang istri atau harta bendanya dengan
melakukan sesuatu yang dicela olehnya.

5. Menolak tidur bersama suaminya ketika ia mengajaknya tidur adalah merupakan
satu kesalahan besar yang harus dihindarkan.

6. Ketika sangistri berniat untuk berpuasa sunat, ia boleh melakukannya hanya setelah ada
izin dari suaminya. Jika ia tidak memperoleh izin suaminya, maka suami berhak
untuk membuatnya membatalkan puasa yang sedang dijalaninya. Alasan untuk ini
adalah bahwa mungkin ia berkeinginan untuk melakukan hubungan seksual
dengannya, yang tentu ia tidak bisa melakukannya jika sang istri berpuasa atas
pemberian izin darinya.

7. Adalahkewajiban seorang istri untuk tidak mengizinkan seseorang, yang tidak
diinginkan suaminya, untuk masuk ke dalam rumah tanpa izin darinya.

8. Istri tidakboleh memberikan sesuatu yang mungkin hak milik suaminya tanpa perkenannya.

9. Seorang istritidak patut meminta dari suaminya uang tambahan atau apa yang ia tidak miliki
atau tidak mampu memberikannya, dan ia harus menunjukkan rasa terima kasih atas
apapun yang ia berikan.

10. Seorang istri harus mengakui bantuan apapun yang diberikan suaminya di dalam rumah.

11. Istri yangbaik adalah ia yang taat pada perintah suaminya jika ia memintanya melakukan
sesuatu.

12. Pada saatsuami pulang ke rumah, istri harus menyambutnya dengan ramah dan menemuinya
dengan penampilan yang baik dan cantik.

13. Istri harusberusaha untuk tidak mengabaikan kebutuhan-kebutuhan suaminya atau melalaikan
tuntutan-tuntutanny a. Semakin seorang istri memperhatikan suaminya, maka
semakin besar pula cintanya kepadanya. Kebanyakan para suami – secara faktual,
memandang perhatian sang istri pada mereka sebagai satu ekspresi dari cintanya.

14. Seorang istriharus berhati-hati untuk tidak menyampaikan pada suaminya, pada saat ia pulang,
tentang persoalan-persoalan keluarga, atau mengadu padanya tentang anak-anak,
dan lain-lain. Sebaliknya ia harus berupaya menciptakan suasana damai yang
justru dibutuhkan suaminya setelah melewati hari-hari yang panjang dan
melelahkan.

15. Seorang istrisebaiknya mendiskusikan masalah-masalah keluarga dengan suaminya pada saat-saat
yang tepat.

16. Bagi seorangistri yang menghormati kerabat dekat suaminya dan memperlakukan mereka dengan
ramah adalah – sesungguhnya – merupakan tanda penghargaan dan hormat bagi
suaminya.

17. Seringkalimeninggal kan rumah adalah suatu kebiasaan buruk bagi perempuan. Ia juga tidak
boleh meninggalkan rumah jika suaminya keberatan ia berbuat demikian.

18. Istri tidakboleh bercengkrama dengan laki-laki asing tanpa mengindahkan keberatan suaminya.

19. Istri haruspenuh perhatian terhadap suaminya pada saat ia berbicara.

20. Seorang istritidak berhak meminjamkan sesuatu dari harta suaminya yang bertentangan dengan
keinginannya. Tetapi ia boleh meminjamkan hak miliknya sendiri.

21. Menuntut perceraiandari suami tanpa alasan yang kuat adalah dilarang.

22. Jika seorangteman suami bertanya tentang dia, ia boleh menjawabnya tetapi tanpa harus
terlibat dalam percakapan panjang lebar.

23. Terlalubanyak berargumentasi dan berdebat dengan suami, menghitung-hitung kesalahan
suami, sebenarnya hanya akan menumbuhkan kebencian dan memperburuk hubungan.

24. Memelihararumah dan menjalankan tugas-tugas rumah tangga adalah menjadi tanggung jawab
istri. Oleh karena itu ia harus mengerjakan tugas-tugas merawat rumah, perabot
rumah tangga dan lain-lain dan juga harus hemat.

25. Seorang istri tidak boleh memberi sedekah dari harta suaminya tanpa seizinnya.

26. Berbicaratentang atau menceritakan pada orang lain mengenai masalah-masalah seksual
antara suami dan istri adalah merupakan dosa menurut Islam.

27. Seorang istri tidak perlu merasa takut untuk menyatakan
cinta dan kasih sayangnya terhadap suaminya. Hal itu akan menyenangkan hatinya
dan membuatnya lebih dekat pada keluarganya; selain itu jika ia tidak menemukan
seorang perempuan yang menarik dan mencintainya di rumah, ia mungkin sekali
akan terdorong untuk mencari hiburan dimana saja, di luar rumah.

28. Kepemimpinan dalam keluarga adalah menjadi hak suami.
Bagi perempuan yang menuntut persamaan yang penuh dan sempurna dengan suaminya,
akan berakibat pada adanya dua pemimpin dalam keluarga dan ini tidak dikenal
dalam Islam. Meskipun begitu suami tidak boleh bertindak dengan cara otokratis
dan menyalahgunakan posisinya. Ia harus memperlihatkan cinta dan kasih sayangnya
dan memperlakukan istrinya sebagai partner hidup.

Sabtu, 19 Juni 2010

Oleh: Amimah Hasan Ahmad Muhammad Hasan (Istri  Syaikh Ayman Adh-Dhowahiri hafizhahumalloh)

muslimahSegala Puji bagi Allah Rabb Semesta Alam, Shalawat dan Salam semoga terlimpah kepada Pemuka Para Rasul Sayyiduna Muhammad SAW dan keluarga beliau beserta para sahabat dan orang-orang yang diberi petunjuk dengan petunjuk beliau dan mengikuti jejak beliau hingga Hari Pembalasan kelak.
Saudari-saudari ku, Para Akhwat Muslimah yang mulia.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Sudah lama saya merasa terbebani untuk bisa mengungkapkan kepada kalian apa yang sedang dialami oleh Umat Islam saat ini mulai, dari peristiwa-peristiwa besar hingga situasi-situasi yang sulit, akan tetapi keadaan saya dan kalian jauh berbeda. Dan inilah saatnya saya berbicara kepada saudari-saudariku yang terhormat, akan tetapi akan saya mulai untuk Keluarga dan Sanak Saudara di Negeri kami yang tercinta. Saya katakan kepada mereka: Kami di sini dalam keadaan sehat wal afiat serta dalam naungan nikmat Allah SWT, hati dan jiwa kami selalu bersama kalian walau jarak jauh membentang diantara kita.
Beginilah dunia, pertemuan dan perpisahan akan senantiasa menyelimuti kita dan kami menganggap saya berada dalam kebenaran sedang kebenaran tersebut telah memanggil kami, sebagaimana Firman Allah Ta’ala:
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” (Qs. Ali Imran 139).
Semoga kita bias bertemu kembali tak lama lagi Insya Allah karena sesungguhnya kemudahan Allah telah dekat dan jika pertolongan-Nya telah datang maka tidak ada yang bias menghalanginya dengan izin-Nya Ta’ala.
Dan setelah keluarga dan kerabat, saya tujukan kata-kata saya ini untuk para Akhwat terhormat dalam Umat Muslim kita yang berharga. Saya khususkan untuk menyebut Akhwat kita yang tercinta yang sedang ribath di Tanah Jihad di belahan dunia, dan Para Ibu kita yang telah mempersembahkan sebagian hati mereka fie Sabilillah dan dalam menolong diennya. Oleh karena itu mereka tak pernah takut dan bosan untuk menolong Dien ini, berapa banyak mereka persembahkan Para Suami, Anak-anak dan Saudara, berapa banyak pula mereka diuji fie Sabilillah, maka keadaan kami semua dalam keadaan yang serupa.
Para wanita yang sedang ribath dan berjihad serta diuji fie Sabilillah, mereka mempersembahkan apa yang mereka miliki untuk mereka korbankan akan tetapi –dan Allah lah yang tiada ilah selain-Nya- semua itu tidak bahkan tidak akan menyurutkan satu langkah pun dalam membela Dien kita ini walaupun apa saja telah kita alami di jalan ini seperti kehilangan orang yang tercinta dan jauh dari sanak saudara, akan tetapi –walaupun begitu- kami tidak mendapatkan kecuali manisnya apa yang kami alami dan ridha terhadap Rabb kami yang telah memuliakan kami dan menyucikan kami dengannya tanpa ibadah lainnya yaitu dengan memberi rizki kami untuk bias berjihad fie sabilillah, membela dien-Nya dan meninggikan kalimat-Nya. Akan tetapi di tengah ujian yang menghadang, kami masih mampu untuk bisa bertahan hidup atas kemulian dan karunia dari Allah SWT.
Saudari-saudari ku yang tercinta dan terhormat,
Teguh, teguh di jalan ini -jihad- dan kami tidak akan bisa dihentikan oleh kekuatan super power maupun aliansi Negara-negara karena Allah Azza wa Jalla bersama kami, Dia lah cukup bagi kami dan kami serahkan semuanya pada-Nya, kami pun tidak akan pernah takut kepada siapapun juga kecuali kepada-Nya SWT. Dan kami  dengan apa saja yang kami hadapi selama ini –Alhamdulillah- tetap teguh dan gembira dengan apa yang telah dijanjikan Allah SWT dalam firman-Nya:
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat” (Qs. Al-Baqarah 214).
Kemenangan sudah dekat dengan izin Allah, dan Rabb kami tidak akan pernah lalai dengan janji-Nya Insya Allah, entah itu dengan Kemenangan maupun dengan syahadah (mati syahid), keduanya lebih manis dari yang lain. Dan kami tidak akan pernah muundur dari membela Dien kami karena itu lebih berharga bagi kami.
Saya mengharap kepada Allah untuk diberikan kesabaran bagi kami dan saudari-sadari kami di penjuru dunia –terutama di bumi ribath seperti Palestina, Irak, Chechnya, Afghanistan dan Somalia- serta keteguhan hingga ajal menjemput, entah itu dengan kemenangan maupun syahadah.
“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya” (Qs. Yusuf 21).
Saya ingatkan diri saya sendiri dan para akhwat muslimah yang tercinta terhadap para Shahabiyah Mukminah yang berjihad dan berhijrah, merekalah sebaik-baik tauladan bagi kita, dari merekalah kami mencontoh dan dengan mereka lah kami menghibur diri karena berapa banyak ibroh dan ketetapan yang bisa kita ambil dari siroh mereka harum. Mereka tidak pernah mundur dan bosan dalam mengabdi kepada Dien kita ini dan kami –Insya Allah- dalam jalan mereka. Sebaik-baik tauladan bagi kami adalah Sayyidah Khodijah ra. Saat beliau menolong Rasulllah SAW dalam menjalankan dakwahnya dan berkata: “Demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinakanmu selamanya karena engkau adalah orang yang menyambung tali silaturahmi, berkata jujur, menolong yang lemah dan membela kebenaran”
Begitu pula Sayyidah Shofiyah ra, beliau adalah wanita yang pemberani, saat Kaum Yahudi melewati sebuah benteng kaum muslimin dan kemudian mengepungnya sedangkan ketika itu kaum muslimin sedang menghadapi musuh-musuh mereka di garis depan, maka beliau ra segera turun dan membunuh seorang Yahudi dengan sebuah tongkat tanpa ada rasa takut dan cemas. Sungguh beliau ini lebih pemberani dari pada kebanyakan para lelaki pada zaman ini.
Begitu pula Sayyidah Ummu ‘Imaroh ra saat melindungi Rasulullah SAW pada Perang Uhud  dan terluka dengan 12 luka serta terputus tangan beliau ketika Perang Yamamah dengan 11 luka di selain tangan beliau.
Maka dari mereka lah kami mencontoh dalam membantu suami-suami kami untuk menegakkan kebenaran serta dalam keberanian dan pengorbanan karena kami tidak takut kepada siapapun kecuali hanya Allah SWT.
Adapun Risalah saya yang kedua, saya tujukan kepada Para Akhwat Muslimah yang ditahan di Penjara-Penjara Thoghut:
Saya katakan kepada mereka:
Kalian berada dalam hati kami dan tidak akan pernah kami lupakan karena Insya Allah kami tidak akan menyurutkan kesungguhan kami untuk membebaskan kalian. Kalian adalah harga diri kami dan kami adalah saudari kalian yang tidak akan pernah menyerah selamanya dan Allah mengetahui bahwa kami senantiyasa berdoa supaya Allah menjaga kalian dari segala kejahatan dan keburukan serta membebaskan kalian.
Risalah yang ketiga ini saya tujukan kepada Seluruh kaum Muslmah di Dunia:
Pertama-tama saya serukan kepada mereka untuk senantiyasa beriltizam kepada Hukum-hukum Islam secara keseluruhan karena di dalamnya ada kebahagiaan di dunia dan kemenangan di akhirat dan khususnya untuk beriltizam terhadap Hijab, karena itu adalah pertanda seorang Muslimah yang mengabdi kepada Rabbnya dan Taat terhadap perintah-perintah Nya dan jika ia meninggalkannya maka sesungguhnya ia telah taat kepada Syaithon, sebagaimana kalian ketahui wahai Para Akhwat Muslimah sesungguhnya Penentangan terhadap Hijab adalah termasuk Peperangan besar yang terjadi anata Islam dan Kafir. Orang-orang kafir yang jahat itu menginginkan agar Para wanita melepaskan diennya dan yang pertam-tama bisa melepaskan oleh seorang wanita adalah penampilan dan pelindungnya, karena jika seorang wanita sudah bisa lepas dari penampilan dan pelindungnya maka dengan mudah akan melepaskan pula dien nya yang lain.
Maka wajib bagi seorang wanita Muslimah untuk memperhatikan hal ini baik-baik.
Sebagaimana kalian ketahui pula wahai Para Akhwat Muslimah bahwa barat tidak menginginkan kalian tidak lain hanya untuk menjadikan kalian barang dagangan yang bisa dijual dan menghapus cirri khas keislaman dari diri kalian. Dan Hijab bagi seorang wanita muslimah adalah ciri khas pertama dari ciri-ciri keislaman yang ada karena didalamnya ada kehormatan, kesucian dan pelindung kalian.
Dunia Barat Kafir tidak menginginkan kalian beriltizam terhadap hijab karena iltizamnya seorang wanita terhadap hijab akan bisa menyingkap kebobrokan mereka dan menghinakan akhlak mereka serta melemahkan perkumpulan mereka, maka kemudian Barat Kafir tersebut mulai memperdagangkan para wanita dan menggambarkan bahwa seorang wanita itu adalah barang dagangan yang murah dan bagi mereka wanita itu tidaklah terlindungi dan tidak pula terhormat akan tetapi wanita itu bagi mereka adalah sarana dalam bisnis kotor dan kemaksiatan. Na’udzubillah mindzalik dari ini semua.
Ketahuilah bahwa seorang Wanita Muslimah yang berhijab itu terlindungi kesuciannya dan terhormat di dalam maupun di luar rumah, ia adalah permata yang tersembunyi dan mutiara yang berharga, sebagaimana dalam firman Allah SWT:
“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang” (Qs Al-Ahzab 59).
Ini adalah firman Allah Azza wa Jalla kepada Rasul-Nya SAW untuk menasehati istri-istri beliau, putri-putri beliau dan kaum muslimah sekalian , maka oleh karena itu wajib bagi kita wahai saudariku mukminah untuk beriltizam kepada hijab syar’i dan itu lebih baik bagi kita dalam dien maupun kehidupan dunia.
Kedua kalinya saya wasiatkan kepada saudariku muslimah untuk mendidik anak-anak mereka untuk taat kepada Allah SWT dan mencintai Jihad fie sabilillah serta memotivasi para ikhwan, para suami dan anak-anak untuk mempertahankan tanah kaum muslimin dan kekayaannya serta mengembalikannya dari tangan para penjarah yang telah menjarah negeri-negeri kaum muslimin dan merampas kekayaannya, begitu pula untuk menyadarkan umat Islam untuk berlepas diri dari orang-orang ingin bersekutu dengan musuh dan orang-orang yang lalai di bumi Islam.
Saya wasiatkan kepada mereka juga untuk membantu para mujahidin dengan doa dan harta serta membantu mujahidin yang terluka dan para tawanan dengan harta dan penghidupan bagi anak-anak dan istri-istri mereka karena mereka sangat membutuhkan orang-orang yang membantu kebutuhan hidupnya.

Saya ingatkan para akhwat deangan sabda Nabi SAW:
“الصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ”
“Puasa adalah perisai, dan sedekah itu menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api” (Diriwayatkan oleh At Tirmidzi, beliau berkata: Hadist Hasan Shohih).
Saya ingatkan pula dengan sabda Nabi SAW:
يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ فَإِنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ”
“Wahai para wanita, bersedekahlah kalian, karena aku melihat wanita adalah yang paling banyak dari penghuni neraka” (HR Bukhari).
Saya tekankan pula bagi para akhwat muslimah di belahan dunia bahwa peranan wanita muslimah sangatlah penting sekali dalam amal islami, karena wanita itu adalah saudara kandung para lelaki, maka wajib bagi bagi wanita muslimah untuk berusaha bersama para lelaki untuk membela dien dan bangsanya dengan jiwanya, apabila belum mampu maka dengan hartanya dan jika belum mampu maka dengan dakwah di jalan diennya yaitu dengan berdakwah kepada para akhwat muslimah di masjid-masjid, di sekolah, pesantren dan rumah, jika belum mampu juga bisa lewat media internet, kalian bisa berdakwah dengan menulis di dalamnya dan menyebarkannya serta menyebarkan dakwah-dakwahnya para mujahidin dan insya Allah akan sampai dan akan kalian dapati telinga-telinga yang mendengarkan serta hati-hati yang berteriak. Maka saya berharap dari kalian wahai para akhwat muslimah untuk tidak mundur dan bosan-bosannya untuk membela dien kita ini dengan wasilah apapun jua semampu kita.
Sering kali ada pertanyaan tentang apa peran para wanita dan jihad sekarang ini, maka saya katakan: Sesungguhnya Jihad (pada hari ini -pent.) adalah Fardhu ‘Ain bagi setiap Muslim dan Muslimah, akan tetapi jalan untuk menuju peperangan bukanlah hal yang mudah bagi wanita karena dibutuhkan adanya mahrom karena seorang Muslimah itu wajib harus beserta mahromnya apabila dalam perjalanan hingga kembali, akan tetapi kita pun tetap harus membela dien kita ini dengan berbagai macam jalan yang ada, dan kita harus mempersiapkan diri kita dalam menolong para Mujahidin, apapun yang mereka butuhkan dari kita, kita harus siap memenuhinya, entah itu berupa bantuan dengan harta, pelayanan bagi mereka, bantuan berupa informasi, pendapat dan ikut serta dalam peperangan ataupun bahkan hingga amaliyah istisyhadiyah. Berapa banyak Para Muslimah yang melakukan amaliyah istisyhadiyah di Palestina, Irak, dan Chechnya hingga bisa menewaskan para musuh dan mengantarkan mereka kepada kekalahan. Kami berharap semoga Allah menerima amalan mereka dan mendapatkan kebaikan.
Akan tetapi peran kita yang terpenting adalah –semoga Allah menerima amalan kita ini- menjaga Para Mujahidin yaitu dengan menjaga anak-anak mereka, tempat tinggal mereka dan rahasia-rahasia mereka, serta membantu mereka dengan memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak mereka.
Ketahuilah bahwa para akhwat yang sedang hijrah disini –bagi Allah lah segala puji dan anugerah- mereka sedang menjalankan peranan yang besar dalam ruang lingkup hal ini. Mereka senantiasa diselimuti kesabaran, keteguhan, keberanian, zuhud terhadap dunia dan cinta akan akhirat yang mereka dambakan di tengah kesempitan hidup yang mereka hadapi yang berupa kehilangan suami, anak dan orang tua, tempat tinggal yang berpindah-pindah, bahkan sebagian mereka ada yang diuji dengan menjadi tawanan, akan tetapi mereka tetap sabar dan mengharap kepada Allah semata, bagi Allah lah segala puji dan anugerah.
Sebagai penutup saya ingatkan Para Akhwat sekalian bahwa Ajal dan Rizqi itu sudah tertulis di sisi Allah dan Jihad itu tidak mempercepat Ajal maupun mengurangi rizqi. Sesungguhnya Jihad pada hari ini menjadi Fardhu ‘Ain, karena musuh bule kafir telah menjajah Negeri Kaum Muslimin dan tempat suci yang tiga (Makkah, Madinah dan Al-Aqsha –pent.) dibawah control dan jajahan mereka, begitu juga kaum muslimin telah dikuasai oleh Penguasa Murtad, sedangkan Para Ulama telah berijma’ tentang wajibnya menumbangkan kemurtadan.
Sebagaimana perkataan Syahidul Islam –sebagaimana kita harapkan- Asy Syaikh Abdullah Azzam rahimahullah bahwa sesungguhnya Jihad hukumnya telah menjadi Fardhu ‘Ain bagi seluruh Umat Islam sejak jatuhnya kekuasaan di Andalusia.
Begitu pula para komandan mujahidin juga menyerukan kepada Umat Islam untuk berangkat ke medan-medan Jihad, maka bagi kita kaum muslimah yang tercinta supaya jangan sampai ketinggalan dalam melaksanakan Kewajiban Syar’ie ini, serta mengobarkan semangat jihad kepada yang lain.
Saya kabarkan kepada kalian bahwa Jihad ini sedang berada dalam kemenangan dan kesuksesan dan ketahuilah bahwa Media Barat yang walaupun memberikan pernyataan tentang kerugian Armada Salibis dan Yahudi di banyak medan-medan Jihad akan tetapi sesungguhnya hal itu adalah sebagian kecil dari yang sebenarnya serta menyembunyikan sebagian besar fakta yang ada, maka hendaklah kalian berpedoman kepada Media Mujahidin yang memberikan fakta langsung dari lapangan serta menyingkap kebohongan Media Barat.
Dan inilah kami di depan kalian yang masih diberikan kehidupan dan menunjukkan ketidakberdayaan Para Salibis. Jauh sebelum 8 tahun yang lalu sejak dimualinya Perang Salib, kami masih –dengan idzin Allah- bisa berjihad dari Chechnya hingga Maghrib Islami (Maroko), maka bertaqwalah kalian dengan pertolongan Allah yang telah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia:
“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah” (Qs. An-Nisa’ 76).
Kemudian saya serahkan kalian dalam penjagaan Allah dan lindungan-Nya dan akhir kata Segala Puji bagi Allah Rabb Semesta Alam dan Salawat Allah teruntuk Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Selasa, 09 Februari 2010

HUKUM MENCONTEK

Assalammu’alaikum Wr. Wb.
Saya yakin saudara sekalian tahu apa itu mencontek ? Dan juga paling tidak saudara pernah melakukannya walaupun hanya sekali. SEkali ? Mana mungkin ?...
Mencontek adalah aktivitas menjiplak pekerjaan atau karya orang lain tanpa izin ataupun tanpa mencantumkan sumber. Jadi dari definisinya saja sudah kita ketahui, bahwa konotasinya adalah negatif. Lalu bagaimana jika kita terpaksa atau jika kita memang tidak bisa mengerjakannya sendiri. Sebelum itu mari kita simak pandangan islam mengenai mencontek.

Hukum Mencontek
Mencontek itu berarti sama saja dengan berbohong. Ketika kita mencontek dan hasil dari contekan kita mendapat nilai yang baik, para guru dan orang tua memuji kita. Padahal kita tahu bahwa hasil itu kita dapatkan dengan jalan yang batil, yaitu mencontek. Coba pikir, nilai baik itu bukan berasal dari kemampuan kita, tetapi dari kreatifitas kita dalam mencontek, mencuri – curi dalam kesempitan. Apakah yang demikian ini, tidak bisa disebut berbohong atau menipu ? Padahal Rasulullah sudah memperingatkan kita akan bahayanya berbohong
Dari Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Hendaklah kalian selalu melakukan kebenaran, karena kebenaran akan menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan itu menuntun ke surga. Jika seseorang selalu berbuat benar dan bersungguh dengan kebenaran, ia akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang sangat benar. Jauhkanlah dirimu dari bohong, karena bohong akan menuntun kepada kedurhakaan, dan durhaka itu menuntun ke neraka. Jika seseorang selalu bohong dan bersungguh-sungguh dengan kebohongan, ia akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang sangat pembohong." Muttafaq Alaihi.

Dari hadits di atas sudah dijelaskan bahwa berbohong memang berdampak buruk, khususnya di masa – masa yang akan dating. Bagaimana tidak sekali berbohong, maka seseorang akn menutupinya dengan kebohongan yang lain. Selain itu dari sebuah kebohongan kecil seperti menyonteklah lahir para koruptor – koruptor di negeri ini. Apa saudara ingin menjadikannya sebagai suri tauladan ?? Naudzubillahi min dzalik.
Selain itu menyontek sama saja mencuri. Mencuri kesempatan dalam kesempitan tepatnya, yang bermuara kepada kejelekan.

Dari Abu Bakar ash-Shiddiq Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak akan masuk surga orang yang suka menipu, orang kikir, dan orang yang tidak bertanggungjawab terhadap apa yang dimilikinya." Riwayat Tirmidzi. Ia menjadikannya dua hadits dan dalam sanadnya ada kelemahan.

Apa saudara ingin tidak masuk surga ? Saya yakin pasti tidak. Satu hal lagi yang penting adalah menyontek berarti sama saja melanggar aturan dari pemimpin kita, padahal islam mengajarkan kita untuk selalu mematuhi para pemimpin.

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Dari Nabi saw. beliau bersabda: Barang siapa yang mentaatiku berarti ia telah mentaati Allah, dan barang siapa yang mendurhakai perintahku, maka berarti ia telah mendurhakai Allah. Barang siapa yang mematuhi pemimpin berarti ia telah mematuhiku dan barang siapa yang mendurhakai pemimpin berarti ia telah mendurhakaiku. (Shahih Muslim No.3417).

Kesimpulan
Jadi dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa menyontek hukumnya haram. Karena menyontek sama dengan mencuri, berbohong, menipu dan tidak mematuhi aturan pemimpin kita. Sekarang jika saudara bertanya bagaimana kalau kepepet atau tidak bisa ?. Maka jawaban adalah pasrah pada Allah dan terus berusaha serta berdo’a. tetpi jika saudara tetap memaksa, maka boleh saudara melakukannya asal saudara mencantumkan dalam lembar jawaban daftar pustaka dari jawaban orang yang saudara contek, hehhehe….. Jadi, tetap berpegang teguh pada kebenaran, maka Allah akan membimbing kita.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb

Kamis, 07 Januari 2010

Khotbah rasulullah menjelang ramadhan

Khotbah ini diriwayatkan Imam Ali RA.

Wahai manusia! sungguh telah datang kepada kalian bulan Allah yang membawa berkah, rahmat, dan maghfirah, bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama, malam-malam di bulan Ramadhan adalah malam-malam yang paling utama, jam demi jamnya adalah jam yang paling utama.

Inilah bulan yang ketika engkau diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Pada bulan ini napasmu menjadi tasbih, tidurmu menjadi ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doa diijabah. Bermohonlah kepada Allah, Rabb-mu dengan hati yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shaum dan membaca kitab-Nya. Sungguh celakalah orang yang tidak mendapatkan ampunan Allah pada bulan yang agung ini.

Kenanglah rasa lapar dan hausmu sebagaimana kelaparan dan kehausan pada hari Kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orangtuamu. Sayanglah yang muda. Sambungkanlah tali persaudaraan. Jaga lidahmu. Tahan pandangan dari apa yang tidak halal kamu memandangnya. Dan tahan pula pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarkannya.

Kasihinilah anak-anak yatim, niscaya anak-anak yatim akan dikasihini manusia. Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa di waktu salatmu karena saat itulah saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya,Dia menyambut ketika mereka memanggil-Nya, dan Dia mengabulkan doa-doa ketika mereka bermunajat kepada-Nya.

Wahai manusia! Sesungguhnya diri kalian tergadai karena amal-amal kalian, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban dosamu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu. Ketahuilah, Allah SWT bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang bersujud, tidak mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbul 'Alamin.

Wahai manusia! Barangsiapa di antaramu memberi makan untuk berbuka kepada kaum mukmin yang melaksanakan shaum di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. Para sahabat bertanya, "Kami semua tidak akan mampu berbuat demikian". Lalu RasuluLlah SAW melanjutkan khotbahnya. Jagalah diri kalian dari api neraka walau hanya dengan setitik air.

Wahai manusia! Barangsiapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini, dia akan berhasil melewati shiraathal mustaqiim, pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Barangsiapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya dan membantunya di bulan ini, maka Allah akan meringankan pemeriksaannya di hari Kiamat.

Barangsiapa yang menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari dia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa yang memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya di hari berjumpa dengan-Nya, dan barangsiapa yang menyambungkan tali silaturahmi di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari dia berjumpa dengan-Nya. Dan barangsiapa yang memutuskan silaturahmi di bulan ini, Allah akan memutuskan dia dari rahmat-Nya.

Siapa yang melakukan salat sunnah di bulan Ramadhan, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa yang melakukan salat fardu, baginya ganjaran seperti 70 salat fardu di bulan yang lain.

Barang siapa yang memperbanyak salawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barang siapa yang pada bulan ini membaca satu ayat Al-Qur-an, ganjarannya sama dengan mengkhatamkan Al-Qur-an di bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak akan pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu mereka tertutup maka mohonkanlah kepada Rabb-mu agar tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar mereka tidak pernah lagi menguasaimu.

Lalu Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib RA berdiri dan berkata: "Ya RasuluLlah, amal apa yang paling utama di bulan ini". Rasul SAW yang mulia menjawab: "Ya Abul Hasan, amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah SWT."